Media sosial atau situs jejaring sosial semacam Facebook, Twitter,
dan Koprol sudah menjadi lebih dari sekadar ajang berteman. Media sosial
juga bisa berfungsi sebagai media membangun kepedulian dan memasarkan produk. Lalu, bagaimana cara memanfaatkan media sosial untuk tujuan itu?
Danny
Wirianto, Chief Marketing Officer KasKus, forum internet terbesar di
Tanah Air, mengungkapkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
memulai pemasaran di media sosial. Pertama, kata Danny, "Read before write." Artinya, proses pemasaran lewat media sosial harus didahului dengan riset.
Riset
akan mengefektifkan mekanisme pemasaran yang dilakukan. Riset bisa
berkisar tentang karakter pengguna media sosial, misalnya dengan melihat
cara komunikasi dan apa yang dikomunikasikan dalam media itu.
"Kenali apa yang mereka bicarakan," kata Danny. "Setelah tahu, lalu buat analisis. Susun strategi kecil dan lemparkan. Lakukan inception, persis seperti yang ada di film Inception itu," papar Danny dalam ajang SparxUp Seminar bertema "Understanding Social Media 2011" di Jakarta, pekan lalu.
Untuk
melakukannya, berbagai cara bisa diaplikasikan. Danny mencontohkan satu
langkah yang bisa diterapkan. Caranya, mengomunikasikan secara personal
sehingga produk baru seolah dianggap rahasia. Dengan cara itu, orang
akan dianggap istimewa.
"Informasi yang tadinya dianggap rahasia
nantinya pasti malah disebarkan. Untungnya ada pada kita. Secara tidak
langsung kita berhasil menyebarkan berita tentang produk kita," kata
Danny. Setelah itu, lihat apa yang terjadi. Kalau enggak berhasil, ubah
strateginya.
Dalam pemasaran lewat media sosial, dia juga menggarisbawahi bahwa setiap media sosial unik. Jadi, cara pemasaran di setiap media sosial mesti
memiliki strategi yang berbeda sesuai dengan karakter penggunanya.
"Jangan pukul rata. Jadi, kalau di Facebook, misalnya, jangan lalu
pasang hasil scan pamflet promosi dan di-tag ke banyak nama. Kalau caranya seperti itu, pasti akan diabaikan oleh pengguna," papar Danny.
Sementara itu, Danny juga mengemukakan pentingnya membangun engagement
(keterikatan) dengan konsumen. Hal ini berguna untuk mempertahankan
relasi dengan konsumen, membangun kepercayaan dan loyalitas produk.
Dalam membangun engagement, memberi konsumen pengalaman bisa menjadi senjata. Ia mencontohkan aplikasi game yang digarap beberapa situs sebagai salah satu cara membangun engagement.
"Seperti
jejaring sosial Facebook. Pengguna tidak pernah lupa karena pernah
memainkan Farmville. Ini yang jadi satu nilai lebih untuk Facebook
sekarang sehingga masih bisa bertahan," kata Danny.
Dalam skala yang lebih luas, media sosial bisa berfungsi sebagai media untuk melakukan engagement. Media sosial menjadi cara ampuh mengetahui isu-isu tentang produk yang beredar di masyarakat. "Kalau ada produk yang dijelekin, obrolannya pasti ada di social media. Jadi, pihak perusahaan harus seperti PR (humas), harus juga memantau social media, tidak hanya koran-koran besar," katanya.
Engagement
bisa dilakukan dengan merespons secara cepat masalah yang muncul.
Klarifikasi yang cepat dalam menangani masalah sangat berpengaruh pada
citra produk.
Sumber: http://tekno.kompas.com/read/2011/01/17/11475037/Kiat.Pemasaran.di.Media.Sosial
0 komentar:
Posting Komentar